Globalisasi dan modernisasi semakin bertumbuh pesat di era
modern seperti sekarang. Berbagai dampak muncul dalam segala aspek kehidupan,
baik itu dampak secara positif maupun dampak secara negatif. Globalisasi
memiliki dampak positif yaitu salah satu contoh pengetahuan yang dimiliki tak
sebatas negara atau bahkan daerah itu saja, tapi juga mencakup daerah yang
lebih luas. Namun, sebagai remaja Indonesia, kita harus paham dan kritis
terhadap lingkungan kita bahwa globalisasi juga memiliki banyak dampak negatif
yang kini sangat signifikan terlihat, yaitu mulai pudarnya rasa cinta kepada
Pancasila dan kurangnya pengamalan dan penghayatan Pancasila. Nilai-nilai yang
terkandung dalam pengamalan dan penghayatan Pancasila kurang menjadi perhatian
yang penting bagi kalangan remaja Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seakan
dilupakan.
Pancasila? Pancasila
adalah dasar negara kita yang semestinya dijadikan dasar dan pandangan dari
segala aspek dalam kehidupan para remaja. Pancasila adalah dasar, pandangan,
pedoman yang harus dijadikan dasar dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
Pancasila telah menjadi ideologi Bangsa Indonesia. Pancasila juga sebagai
cita-cita yang ingin dicapai Bangsa Indonesia. Apakah saat ini cita-cita Bangsa
Indonesia sudah tercapai? Dalam realita, masih kita lihat banyak, masyarakat
khususnya remaja sebagai subjek yang dibahas, belum mengamalkan Pancasila
sebagai dasar dan pedoman dalam kehidupannya. Padahal kita semua tahu bahwa
remaja adalah aset penerus bangsa. Kebanyakan dari mereka hanya mementingkan
dirinya sendiri, melakukan hal – hal yang mereka sukai tanpa berlandaskan
Pancasila. Jika dalam usia remaja saja mereka tidak mencintai Pancasila, mau
jadi apa negara ini kelak.
Kita tidak akan
pernah dapat menyelesaikan suatu permasalahan apabila kita tidak mengerti
bagaimana masalah itu terjadi. Nah, apa yang menyebabkan rasa cinta remaja
terhadap Bangsa Indonesia mulai luntur?
1.
Kurangnya
pendidikan pancasila.
Remaja adalah aset
bangsa. Di dalam lingkungan sekolah kita rasa pendidikan Pancasila masih sangat
kurang. Pendidikan moral juga sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
remaja menjadi seorang dewasa yang akan lepas ke dunia yang lebih keras.
Indonesia perlu membentuk para remaja yang berkualitas, yang cinta pada tanah
airnya sendiri dalam segala aspek kehidupan. Kalau remaja sudah tidak peduli
pada nasib bangsanya, siapa yang akan melanjutkan cita-cita Bangsa Indonesia
melalui perwujudan Pancasila?
2.
Kurangnya
peranan pendidikan Agama dalam pembentukan sikap remaja.
Agama selalu
membawa manusia pada jalan yang benar. Agama mengajarkan kita untuk selalu
berbuat baik bagi sesama. Pendidikan Agama seharusnya dapat meminimalkan
kenakalan-kenakalan remaja yang acuh terhadap negaranya sendiri. Kehidupan
remaja Indonesia akan sangat bermanfaat apabila memiliki kesadaran terhadap
pentingnya Pancasila dalam kelangsungan hidup bermasyarakat.
3.
Penyimpangan
nilai – nilai Pancasila.
Kenakalan remaja
juga termasuk penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila. Bagaimana tidak,
Pancasila mengajarkan pada kita untuk mengutamakan Tuhan didalam hidup kita,
memiliki rasa simpati dan empati, bersatu padu walaupun kita memiliki perbedaan
satu sama lain, dan tidak mengutamakan pribadi, serta bersikap adil kepada
sesama kita. Itu hanya beberapa contoh kecil yang diberikan Pancasila. Namun,
dalam realita kehidupan masih banyak remaja yang melakukan kenakalan remaja
tanpa merasa bersalah pada diri sendiri, keluarga, dan negara. Lalu dimana
remaja Indonesia yang masih cinta terhadap Pancasila dan tanah airnya?
Dengan pemaparan
beberapa penyebab lunturnya nilai
Pancasila pada remaja, bagaimana cara menumbuhkan kembali rasa cinta remaja
pada Pancasila? Kita sebagai remaja yang merupakan penerus bangsa seharusnya
menjadikan Pancasila sebagai dasar dalam kehidupan kita. Nilai - nilai yang
terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang lahir dan merupakan tujuan
mulia dari pendiri bangsa Indonesia yang harus kita terapkan dalam kehidupan
kita. Pendidikan Pancasila yang ada dalam sistem Pendidikan Nasional merupakan
cara terbaik dan brilian guna menjadikan remaja semakin mengerti akan
nilai - nilai yang terkandung dalam Pancasila. Bukan hanya melalui teori saja, tapi pendidikan
Pancasila juga harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Misalnya di
sekolah, Bapak dan Ibu Guru perlu memberikan teladan yang baik bagaimana kita
mencintai dan mengharigai Pancasila.
Selain itu, Pendidikan
Agama merupakan pendukung terbaik dari Pendidikan Pancasila yang merupakan
pendidikan yang mengajarkan tentang akhlak yang bisa membatasi perilaku negatif
remaja. Agama selalu
mengajarkan kita untuk memiliki kehidupan yang berguna bagi sesama kita. Agama
mengajarkan kita untuk mengasihi sesama, orangtua, keluarga, dan negara kita.
Dengan penndidikan Agama, secara tidak langsung nilai-nilai Pancasila masuk ke dalam
materi pembelajaran bagi remaja.
Terkikisnya
rasa cinta kepada Pancasila memang banyak dipengaruhi oleh arus globalisasi. Dalam
hal ini tidak ada yang perlu dipersalahkan, terlebih remaja itu sendiri. Adanya
pelajaran Pancasila ditekankan pada aspek moral dan Pendidikan Agama mungkin
bisa menghambat atau paling tidak mengekang adanya perilaku remaja yang
menyimpang. Dengan Pendidikan Agama remaja akan lebih bertanggung jawab dalam
menjalani hidupnya dan dengan Pendidikan Pancasila remaja akan lebih tau
batasan-batasan dalam bergaul sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Dengan adanya pendidikan Pancasila setidaknya bisa membatasi arus
globalisasi terhadap remaja, dengan itu identitas diri remaja Indonesia bisa
tertanam dalam kehidupan remaja.
Jadi
pendidikan Pancasila dan pendidikan Agama dapat menjadi salah satu cara dalam menumbuhkan
kembali rasa cinta kepada Pancasila. Kita sebagai remaja Indonesia harus memiliki
kesadaran tinggi bahwa nasib bangsa Indonesia ada di genggaman tangan kita.
Jangan pernah menyia-nyiakan perjuangan pahlawan hingga dilahirkannya Pancasila
yang menjadi pedoman, pendangan, dasar hidup Bangsa Indonesia saat ini. Sudah
cukupkah apa yang kita lakukan bagi Bangsa Indonesia?
-Vania Elysia-